Di era data yang bergerak cepat, para pengembang dan insinyur TI sering berdiri di persimpangan antara beberapa bahasa dan alat. Tantangannya bukan memilih satu bahasa terbaik, melainkan menyatukan kekuatan Python untuk orkestrasi, SQL untuk kueri data, R untuk analisis statistik, JavaScript untuk antarmuka dan prototipe, serta shell untuk automasiβtanpa menambah kompleksitas, tanpa mengorbankan keandalan. Itulah inti poliglot programming, sebuah kerangka kerja yang membawa interoperabilitas ke dalam praktik sehari-hari Anda melalui pola arsitektur yang konsisten, standar kode yang jelas, dan praktik yang memungkinkan bahasa saling berbicara secara mulus.